Laman

Rabu, 01 Desember 2010

penangkal petir BTS

Beberapa waktu yang lalu, Nopember 2008, hujan lebat disertai petir yang menggelegar bersahut-sahutan terjadi di Semarang sekitarnya, dan ini mungkin masih akan terjadi diwaktu mendatang. Akibat dari kejadian ini, jaringan listrik padam dan beberapa piranti elektronik mengalami kerusakan seperti jaringan internet dan perlengkapan komputer. Aktifitas yang seharusnya bisa dikerjakan, sementara waktu semua tertunda, karena listrik padam. Hampir setiap kali ada hujan disertai sambaran petir, jaringan listrik akan padam, meskipun tidak selalu.
bts-towerSetelah suplai listrik kembali normal, sangat disayangkan ternyata jaringan internet masih mati, tampaknya hub dan modem terbakar. Kerusakan lain misalnya batere leptop tidak bisa menyimpan energi dengan maksimal, peralatan elektronik yang bekerja sebagai kendali tidak bisa bekerja. Berita lain dalam media yang sama disebutkan seorang ibu dan anaknya tewas tersambar petir pada saat memperbaiki atap rumah pada saat hujan disertai petir.
Struktur Tinggi
Begitu besar bahaya yang ditimbulkan akibat adanya sambaran petir ini, sehingga masyarakat perlu waspada dan hati-hati pada saat terjadi hujan disertai petir, apalagi bagi masyarakat yang tinggal berada di bawah atau di sekitar menara BTS (base tranceiver station).
Hal ini, karena secara umum petir akan lebih suka menyambar bagian-bagian di permukaan bumi yang memiliki struktur tinggi (gedung-gedung tinggi, tower BTS, menara transmisi tegangan tinggi) dan lebih suka memilih struktur yang terbuat dari material konduktif (metal).
Membaca tulisan Anies, “Problem Menara BTS di Perkotaan” (Suara Merdeka, 6 November 2008) pada bagian awal disebutkan bahwa tower BTS telah menjadi problem perkotaan dengan isu yang dikemukakan adanya efek negatif gelombang elektromagnetik. Namun pada bagian akhir diberikan pernyataan agar masyarakat yang berada di bawah atau di sekitar menara BTS tidak perlu cemas, sebab tidak akan mengganggu kesehatan.
Dengan adanya pernyataan tersebut, secara langsung telah menjawab bahwa problem utama menara BTS bukanlah radiasi yang dipancarkan.
Bukan Penangkal Petir
Justru problem utama kehadiran tower BTS di sekitar pemukiman penduduk adalah sambaran petir yang mengenainya. Jika terdapat sejumlah awan bermuatan dengan medan statis yang cukup untuk terjadi petir, maka obyek yang pertama kali dikenai sambaran petir yaitu tower BTS, karena memiliki struktur yang menjulang tinggi dan terbuat dari bahan logam. Praktis jumlah sambaran petir di sekitar tower BTS akan meningkat, bukannya berkurang, sehingga apabila dipasang logam lancip di ujung tower, bukan penangkal petir namanya, namun lebih tepat sebagai pemancing / pemanggil petir.
Memang secara teoritis, mestinya tinggal di bawah atau di sekitar tower BTS akan aman, karena tidak dikenai sambaran petir langsung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Whitehead yang menyatakan obyek yang berada dalam radius kurang dari 2h1.09 dari menara akan aman dari sambaran petir langsung (J.G. Anderson,1987). Daerah yang terletak dalam radius itu disebut dengan lebar bayang-bayang listrik. Jadi apabila ada tower BTS setinggi 70 m, maka obyek yang berada dalam radius 205,2 m mestinya aman.
Sekadar untuk diketahui, bahwa Indonesia memiliki 200 hari guruh, jika dibandingkan dengan USA 100 hari, Brasil 140 hari dan Afrika 60 hari. Bahkan pernah tercatat dalam Guinness Book of Records pada tahun 1988 dengan jumlah 322 petir per tahun di Daerah Cibinong Jawa Barat. Data dari Badan Meteorologi dan Geofisika tahun 2005, untuk Semarang sekitarnya memiliki kerapatan 121 petir per tahun. Besar medan listrik minimal yang dihasilkan oleh petir bisa mencapai 1 Mega Volt per meter. Sehingga bisa dibayangkan, apa yang terjadi jika sambaran petir mengenai tower BTS ataupun struktur tinggi lainnya pada arus maksimum secara berulang-ulang.
Grounding System
Pihak pemilik tower BTS, tentu sudah mengetahui dan memperhitungkan bahaya yang diakibatkan oleh sambaran petir ini, sehingga untuk mengantisipasi adanya kenaikan tegangan yang sangat tinggi secara tiba-tiba karena petir, tower BTS telah dilengkapi dengan sistem penyalur arus petir (grounding system) dan peralatan proteksi yang disebut arrester.
Jika kondisi sistem pengetanahan tidak baik, misalnya di daerah bebatuan, hal ini dapat menyebabkan nilai resistansi tinggi. Maka tegangan akibat sambaran petir yang melewati sistem pengetanahan akan semakin tinggi. Efek medan listrik yang timbul akibat adanya sambaran petir pada tower BTS akan semakin besar sehingga dapat merusak piranti elektronik, jaringan kabel telekomunikasi, jaringan data, dan keselamatan manusia yang ada di sekitarnya.
Tindakan Preventif
Terhadap adanya ancaman bahaya yang diakibatkan sambaran petir pada tower BTS, masyarakat perlu mengetahuinya, agar tindakan preventif dapat segera dilakukan. Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan memasang sistem penyalur arus petir (grounding system) di atas rumah, memasang peralatan pelindung akibat tegangan impuls petir (arrester) pada piranti-piranti elektronik yang menggunakan suplai tegangan rendah.
Untuk keperluan keamanan dan kenyamanan, maka nilai resistansi sistem penyalur arus petir harus diukur dan nilai resistansinya diusahakan kurang dari 1 Ohm dan untuk piranti elektronik harus dipasang arrester. Kalau secara teknis, sistem penyalur arus petir ke tanah ini sudah memenuhi syarat, masyarakat di bawah ataupun yang berada di sekitar menara boleh tidur tenang. Petir biar saja menyambar tower BTS, tapi arus sudah diberikan jalur untuk langsung menuju ke tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar